Memori Pelayanan
Blog ini berisikan memori pelayanan berupa foto-foto dan catatan pribadi dalam tugas Pelayanan Gereja di Jemaat-jemaat yang pernah dilayani.
Selasa, 17 September 2013
Jumat, 09 Agustus 2013
SEKILAS TENTANG HONITETU
Dengan berakhirnya perang Alifuru
Honitetu melawan Kompeni Belanda, maka berakhirlah masa lalu Honitetu memasuki
episode baru dalam keyakinan atau kepercayaan.
Sejarah terbentuknya Jemaat GPM Honitetu
berawal Pada tanggal 29 Oktober 1919 ketika dilaksanakannya baptisan pertama
oleh Pendeta dari Piru, w.g. Y. L. Moens atas 12 orang, diantaranya Wiliam
Lattu yang pada waktu itu sebagai Raja Honitetu ke XII, tanggal tersebut
sekaligus merupakan momen baru terbentuknya Jemaat GPM Honitetu[1].
Setelah benih
injil mulai bertumbuh di Honitetu, maka mulai dibangunnya Gedung Gereja Pertama
dipimpin oleh Johanis Manuhuttu (Tete
Nani) sebagai kepala tukang Pembangunan Gedung Gereja Tua Jemaat GPM
Honitetu sekaligus membantu pelayanan Pekabaran Injil pada masa awal berdirinya
Jemaat Honitetu ketika mengalami kekosongan Penginjil/Pendeta. Dalam perjalanan
sejarah, Gedung Gereja Tua tersebut akhirnya rusak pada masa perang dunia ke-II[2].
Sesuai daftar
Baptisan Jemaat GPM Honitetu dari Tahun 1919-1928, perkembangan jumlah anggota
baptis sangat meningkat; yaitu sebanyak 203 orang, termasuk didalamnya ada
beberapa warga jemaat tetangga diantaranya: Rambatu, Rumberu, Ahiolo,
Lohiatala, Malilia dan Hukuanakota. Sejalan dengan itu, ditemukan pula bahwa
setelah baptisan pertama yang dilakukan oleh Pendeta Y. L. Moens, selanjutnya
pelayanan baptisan dilakukan oleh Pendeta Jonathan Holle pada tanggal 13 April
1924 yang dikenal sebagai “Inlandech Leeraar Honitetoe”.
Awal pertumbuhan
Injil di Honitetu sekaligus terbangunnya semangat pekabaran Injil yang cukup
kuat, terlihat dari tertatanya hubungan persaudaraan, hidup gotong royong, dan
tidak terkontaminasi dengan aliran gereja lainnya[3].
Namun, ketika jemaat honitetu mengalami perkembangan dari berbagai segi
kehidupan (ekonomi, pendidikan, politik
dll); turut mempengaruhi semangat kerohanian seluruh warga jemaat GPM
Honitetu dalam menunjang berbagai upaya penataan pelayanan gereja yang telah
dan sedang dikembangkan dalam
jemaat.
Dalam menjawab
dinamika bergereja setelah rusaknya Gedung Gereja Tua, maka upaya untuk
membangun Gedung Gereja baru yang permanen dilaksanakan pada Tahun 1970[4], tetapi karena keterbatasan dana maka baru
diresmikan pada tahun 1984[5].
Berikut ini nama-nama penginjil dan
pendeta yang pernah melayani di jemaat GPM Honitetu juga Penatau (Wakil Ketua Majelis Jemaat) yang
memegang kendali pelayanan ketika Jemaat GPM Honitetu mengalami kekosongan
Pendeta, diantaranya:
NAMA-NAMA
PENGINJIL/PENDETA
|
|||
1.
|
Penginjil
Jonatan Holle ± Tahun 1924[6]
|
14
|
Penginjil
Isak Salamoni Tahun 1969-1975 :
Peltakan batu pertama pembangunan gedung gereja
|
2.
|
Penginjil
.P.J. Hitijahubessy ± Tahun 1926
|
15.
|
Penginjil
Moses laiuluy, 1975-1976
|
3.
|
Penginjil
Pelapory ± Tahun 1930
|
16.
|
Penginji
l Welhelmus Forweth 1978-1979
|
4.
|
Penginjil
Telapary ± Tahun 1934
|
17.
|
Penginjil Eliezer Urasana :1979-1982
|
5.
|
Penginjil
Willem Patiapon ± Tahun 1938
|
18.
|
Penginjil Yonadap Lesiela :1982-1984
|
6.
|
Penginjil
Polatu 1939-1940
|
19.
|
Penginjil
Lot Lumatalale 1985-1998 Peresmian Gedung Gereja Maranatha.
|
7.
|
Penginjil Isak Sinay ± Tahun 1941
|
20.
|
Pendeta
Nahumuri 1990
|
8.
|
Penginjil
Soleman Pentury ± 1945
|
21.
|
Penginjil
Wilhelmus Forweth
|
9.
|
Penginjil
Goo ± Tahun 1947
|
22.
|
Pendeta.
Ola .Yesmendo Noya bertugas Tahun
1994-1998
|
10.
|
Penginjil
Ananias Maruela ± Tahun 1949
|
23.
|
Pendeta
Benny Silangen bertugas Tahun
1998-2001
|
11.
|
Guru
Injil Simon Petrus Alfons ± Tahun 1950
|
24.
|
Pendeta Adolf. L. Silalily, S.Th bertugas 2002-2009 ; Pembangunan menara
lonceng
|
12.
|
Pendeta
Mikhael Warbal Tahun 1967-1968
|
25.
|
Pendeta
Risaldy.F. Amdery, M.Si Bertugas 2009-2011=Pembuatan Pondasi Gedung
Pastori (April 2011)
|
13.
|
Penginjil
Julius Umnehopa: Tahun 1968-1969
|
26.
|
Pendeta.
M.O.Tapilouw, S.Si 1 Mei 2011 s.d
sekarang = Melanjutkan pembangunan dan peresmian Pastori Honitetu pada
tanggal, 28 Desember 2011
|
Penatua
yang memimpin Jemaat Selama Kekosongan Penginjil/Pendeta
|
1. Pnt. Tonje Tebiary : Tahun 1990 s.d
1993 ; Pembangunan Pastori darurat berdinding papan[7]
|
2. Pnt. Metusala Tebiary : Tahun 2002[8]
|
Sejak Baptisan
pertama, para penginjil dan pendeta yang pernah melayani di jemaat GPM Honitetu
sebanyak 26 orang.
SUSUNAN
PIMPINAN HARIAN MAJELIS JEMAAT GPM HONITETU
PERIODE 2010-2015
KETUA :
PDT. M. O. TAPILOUW, S.Si
WAKIL KETUA :
PNT. R. TITA
SEKRETARIS :
PNT. R. UKAKALE
WAKIL SEKRETARIS :
DKN.NY. T. S. PELAMONIA/MAUWENE
BENDAHARA :
DKN. NY. A. MAKOTO/TEBIARY
WAKIL BENDAHARA :
DKN. NY. K. AKOLO
ANGGOTA-ANGGOTA :
1. PNT.
NY. W. WATIMURRY/T
2. PNT.
T. TEBIARY
3. DKN.
B. LUNMISAY
II.
TUAGAMA
JEMAAT GPM HONITETU
1.
BPK. TERA MAUWENE
2.
BPK. ZETH UKAKALE
3.
BPK. PIETER WATIMURRY
4.
BPK. EKO SUBANGKIT
III.
SEKSI-SEKSI
PELAYANAN
A. SEKSI KEESAAN DAN PEMBINAAN UMAT
A.1. Sub Seksi PAK dan Katekisasi
1. Pnt. Ny. W. Watimurry
2. Dkn. Ny. K. Akollo
A.2. Sub Seksi Pelayanan Pemuda
1. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
A.3. Sub Seksi Pelayanan
Perempuan
1. Pnt. Ny. W. Watimurry
A.4. Sub Seksi Pelayanan
Laki-Laki
1. Pnt. R. Tita
A.5. Sub Seksi Bina Umat
1. Pnt. R. Tita
2. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
A.6. Sub Seksi Kegiatan Oikumene
1. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
A.7. Sub Seksi Musik dan Liturgi
1. Pnt. R. Ukakale
2. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
B. SEKSI PELAYANAN PENDIDIKAN
DAN PEMBANGUNAN
1. PNT. R. Ukakale
2. PNT. T. Tebiary
B.1. Sub Seksi Hukum dan Advokasi
1. Pnt. R. Ukakale
2. Pnt. T. Tebiary
B.2. Sub Seksi Kesehatan dan KBJ
1. Pnt. R. Ukakale
2. Pnt. T. Tebiary
C. SEKSI PEKABARAN INJIL DAN
KOMUNIKASI
1. DKN. NY. T.S. PELAMONIA
2. DKN. NY. K. AKOLO
C.1. Sub Seksi Pekabaran Injil
1. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
2. Dkn. Ny. K. Akolo
C.2. Sub Seksi Komunikasi
1. Dkn. Ny. T. S. Pelamonia
2. Dkn. Ny. K. Akolo
D. SEKSI FINANSIAL DAN EKONOMI
1. Dkn. Ny. A. Makoto/T
2. Dkn. Ny. K. Akolo
D.1. Sub Seksi Keuangan
1. Dkn. Ny. K. Akolo
2. Dkn. B. Lunmisay
D.2. Sub Seksi Ekonomi
1. Dkn. B. Lunmisay
D.3. Sub Seksi Harta Miliki
1. Pnt. R. Tita
C. SEKSI KERUMAHTANGGAAN
1. Pnt.
R. Tita
2. Dkn.
Ny. K. Akollo
[1] 12 orang yang dibaptis pada
tanggal 29 Oktober 1919 oleh Pdt. Y.L.Moens adalah: Yohanis, Nicodemus,
Hermanus (Alekehe), Marcus (Maibaelae), Mathias (Manuway), Nicolaas (Nyambe), Nataniel (Ninang),
Eliud (Naanaelek), Sosana (Soemau), Sarah (Wanase), Yacobis (Jani),
dan Willem.
[2] Pengeboman oleh tentara
sekutu di wilayah honitetu, dikarenakan wilayah honitetu pada saat itu menjadi
markas tentara jepang.
[3] Keterangan dari bapak W.D.
Mauwene (Saniri Negeri dan Mantan
Penjabat Kepala Desa), Bapak Antje Laiuluy (Pemerintah Negeri), dan Bapak.
Tonje Tebiary.
[4] Penginjil yang melayani di
jemaat GPM Honitetu pada waktu itu adalah Penginjil Isak Salamoni.
[5] Penginjil yang melayani di
Jemaat GPM Honietu pada saat pengresmian Gedung Gereja Tahun 1984 adalah:
Penginjil Lot Lumatalale.
[6] Sesuai Daftar Baptisan Jemaat Honitetu: Baptisan yang
dilakukan oleh Inlandech Leeraar w.g. J. Holle. Pada Tanggal, 13 April
1924
[7] Sebagai Wakil Ketua Majelis Jemaat
[8]
Sebagai Wakil Ketua Majelis Jemaat serah
terima dengan Pendeta A. Silalily pada tanggal, 15 september 2002
LENSA HONITETU
Senin, 10 September 2012
CURAHAN KASIH TUHAN
Sebuah Perenungan
oleh:Okterlians Tapilouw
dan terasa berat; ketika Tangan KasihMu dengan
lembut menyentuh pundakku; Keheningan malam masih menyelimuti, dalam kelemahan
Roh Kudus memampukan diri, melembutkan hati untuk tetap berucap penuh harap.
Tangan Kasih itu kian mendekap erat – pada saat itu, Sang Penolong bertemu,
menyatu dalam jiwa dan raga. Tak terasa malam berlalu begitu cepat, Sang Surya
mulai menampakan keperkasaannya, pagi menyadarkan kita tentang harapan yang
didambakan dan kenyataan yang akan di jalani; Mata masih tetap menatap panorama
karya Cipta Yang Maha Kuasa; “Bumi Losir
Tercinta”, Jemaat Serili yang turut
mendidikku sebagai Pelayan Tuhan yang harus bertarung bersama “Kawanan
Domba Gembalaan Allah” yang masih berjuang menemukan “rumput hijau” di
cela-cela bebatuan, dan sering kesulitan menemukan “sumber air” untuk
melepaskan dahaga, tetapi Tuhan Sumber Air Hidup menurunkan
hujan tepat pada waktunya.
|
Mereka masih menapaki “Padang Batu" pemberian Tuhan .
Tuhan , Engkau tahu setiap sisi lemah diri ini yang balik menghantam.
Saat pewartaan; Perlahan-lahan menghampiri mereka yang siap menyambut kehadiran
Tuhan untuk menguatkan sisi lemah; seperti memandang cermin yang berdebu, ada
yang harus dibersihkan; Beta adalah salah satu yang dinilai Tuhan – Ketika
menulis khotbah, ketika selesai berkhotbah, ketika mengambil bagian dalam
persekutuan dengan segala konsekuensinya; Mata Hati tetap berbisik menggugah
nurani: Beta bahkan belum lebih baik, dari kata demi kata yang tercetus dari
mulut yang pernah kotor, tangan yang pernah kotor, kaki yang pernah salah melangkah.
Semuanya masih terpaut menjadi satu; disaat hampir hancur, Engkau
menggoyang pundakku, menggetarkan hati mereka. Persaudaraan masih terjalin,
seperti sebongkah Kristal yang berkilauan, semurni emas yang teruji; dengan
keteguhan hati untuk tetap menjawab tantangan dan perubahan di depan, bahwa:
ada yang harus dikuatkan dan dipertahankan yaitu keteguhan Iman. Ya, hidup beriman yang sungguh untuk menunjukan
kepatuhan dan menyerahkan seluruh keberadaan kepada Tuhan.
Kampung
baru
|
Dengan “beriman”, kita tetap berada pada posisi sebagai hamba,
sahabat, dan anak-anak Tuhan secara rohani, agar memperoleh arah yang tepat
untuk bertindak secara dewasa, sebab dengan kedewasaan iman, memungkinkan kita
mampu melangkah dengan tepat, menempuh jalan yang dikehendaki Tuhan.
Tuhan memungkinkan kita hidup dalam dunia ini, adalah untuk menikmati
segala Pemberian , Berkat dan AnugerahNya. “Katong samua” dituntut untuk
berjuang dengan jerih payah dan memperolehnya dengan jujur, sebab apapun yang
diterima lewat perjuangan yang benar, meskipun sedikit di mata manusia, tetapi
itulah CURAHAN KASIH TUHAN YESUS
kepada kita untuk digunakan , meskipun harus menolong orang lain.
Dalam menghadapi sebuah pertarungan yang hebat, ada saat dimana “katong dudu” untuk tenangkan hati dan
pikiran; Saat itulah Tuhan menunggu pengakuan yang jujur. Terima Kasih Tuhan, Engkau telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
berhenti sejenak. Sampai disini kami duduk merenung, berdoa dan bernyanyi
memuji Tuhan; dalam Gedung Gereja Ebenhaezer, Roh Kudus memberi petunjuk bagi
kita untuk mengambil keputusan hidup yang bijaksana.
Harapan untuk hidup yang lebih baik tetap ada dalam diri setiap orang.
Bagaimana kenyataannya ?
Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk hidup
dan berkarya; Perjalanan masih berlanjut
Langganan:
Postingan (Atom)